Monday, 6 January 2025

DIBUKA Penerimaan Mahasiswa Baru UMBY - Kelas Reguler Pagi 2025/2026


Penerimaan Mahasiswa Baru UMBY - Kelas Reguler Pagi 🎓

Mari bergabung dengan Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) dan raih masa depan gemilang bersama salah satu perguruan tinggi terbaik di Yogyakarta 🌟

📅 Gelombang 1: 1 Januari – 5 Mei 2025


✨ Kenapa Harus Pilih UMBY?

Biaya Kuliah Terjangkau dan bisa diangsur sesuai kemampuan.
Gelar Sarjana (S1) dapat diraih lebih cepat.
UKT SPP mulai dari Rp 1.200.000,-.
Program Studi Terakreditasi BAN-PT.
Lingkungan Belajar yang kondusif, mendukung kreativitas dan inovasi.
Dosen Profesional dan berpengalaman.
Fasilitas Kampus lengkap, seperti perpustakaan modern, laboratorium canggih, dan layanan mahasiswa terbaik.
Lokasi Strategis di kawasan pendidikan Yogyakarta.


Tentang Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)

Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) adalah perguruan tinggi swasta dengan sejarah panjang dan kontribusi besar bagi dunia pendidikan di Indonesia. UMBY sebelumnya dikenal dengan nama Institut Pertanian Wangsa Manggala (IPW) dan Universitas Wangsa Manggala (Unwama) sebelum berganti nama menjadi UMBY.

📍 Kampus UMBY:

  • Kampus 1: Jalan Raya Wates km 10, Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
  • Kampus 2: Jalan Jembatan Merah, Gejayan, Sleman, Yogyakarta.
  • Kampus 3: Jalan Ringroad Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta.

Prestasi dan Jumlah Lulusan UMBY

Sejak berdirinya sebagai Universitas Wangsa Manggala, UMBY telah menghasilkan 21.047 lulusan yang sukses berkontribusi di berbagai bidang.

📌 Jumlah Lulusan Periode Wisuda:

  • Oktober 2023:
    • Total Wisudawan: 949 mahasiswa
    • S1: 897 mahasiswa
    • Pascasarjana: 52 mahasiswa
    • Cumlaude: 467 mahasiswa (47,77 persen)
  • April 2024:
    • Total Wisudawan: 944 mahasiswa
    • S1: 923 mahasiswa
    • Pascasarjana: 21 mahasiswa

Dengan reputasi akademik yang baik dan alumni berkualitas, UMBY terus berkomitmen mencetak generasi unggul yang siap bersaing di dunia kerja.


Program Studi Unggulan di UMBY

UMBY menawarkan berbagai pilihan program studi berkualitas:

Fakultas Ekonomi

  • S1 Manajemen
  • S1 Akuntansi

Fakultas Psikologi

  • S1 Psikologi

Fakultas Teknik dan Informatika

  • S1 Informatika
  • S1 Sistem Informasi

Fakultas Ilmu Komunikasi

  • S1 Ilmu Komunikasi

Fakultas Agroindustri

  • S1 Agroteknologi
  • S1 Peternakan
  • S1 Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  • S1 Pendidikan Matematika
  • S1 Pendidikan Bahasa Inggris
  • S1 Bimbingan dan Konseling
  • S1 Ilmu keolahragaan

Informasi Pendaftaran

🌐 Website Pendaftaran: pmb.mercubuana-yogya.ac.id
📲 WhatsApp Hotline:

  • 0812 2603 0678
  • 0813 8248 4545
  • 0812 2702 2299

Daftarkan dirimu sekarang dan jadilah bagian dari keluarga besar UMBY! 💙✨


Jika Anda membutuhkan tambahan informasi lainnya, beri tahu saya! 😊

Thursday, 2 January 2025

Pedagang dan Pengemis: Menghargai Rejeki dengan Cara yang Berbeda


Rejeki datang dalam berbagai bentuk, tetapi cara seseorang menghargainya sering kali mencerminkan nilai dan prinsip hidupnya. Di tengah masyarakat, pedagang sering kali dipandang lebih menghargai setiap rupiah yang diterima dibandingkan pengemis atau pengamen. Hal ini bukan hanya soal pekerjaan, tetapi juga tentang sikap dan rasa syukur terhadap pemberian.

Pedagang: Menghargai dan Bersyukur


Para pedagang, baik yang kecil maupun besar, umumnya sangat menghargai uang, bahkan jika itu berupa kembalian 500 atau 1.000 rupiah. Ketika seorang pembeli memberikan kelebihan uang, pedagang sering kali menerima dengan senang hati dan berterima kasih. Ini menunjukkan bahwa mereka menghargai setiap pemberian, seberapa pun kecil nominalnya.

Pekerjaan berdagang adalah pekerjaan yang halal dan mulia. Dengan berdagang, seseorang tidak hanya mencari nafkah untuk dirinya sendiri tetapi juga memberikan manfaat kepada orang lain melalui produk atau jasa yang dijual. Mereka bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan rasa syukur terhadap rejeki adalah bagian dari keseharian mereka.

Pengemis dan Pengamen: Tantangan Sikap dan Etika


Berbeda dengan pedagang, ada fenomena di mana pengemis atau pengamen menunjukkan sikap yang kurang menghargai pemberian. Tidak jarang kita mendengar cerita tentang pengemis yang menolak uang receh dengan kasar, bahkan mengata-ngatai pemberinya. Sikap ini menciptakan kesan negatif di masyarakat dan menimbulkan pertanyaan tentang etika dan rasa syukur mereka.

Mengemis atau mengamen sering dianggap sebagai pekerjaan yang tidak mulia, karena mengandalkan belas kasihan orang lain tanpa usaha yang nyata. Meski tidak semua pengemis atau pengamen bersikap demikian, tindakan segelintir orang ini sering kali mencoreng citra keseluruhan.

Perbedaan Nilai dan Prinsip

Pada akhirnya, perbedaan utama antara pedagang dan pengemis terletak pada cara mereka menghargai uang dan usaha. Pedagang mendapatkan rejeki melalui kerja keras dan usaha yang nyata, sehingga mereka lebih menghargai setiap rupiah yang diterima. Sementara itu, pengemis yang hanya mengandalkan pemberian sering kali kehilangan rasa syukur, karena uang tersebut tidak didapatkan melalui perjuangan.

Menghormati Pekerjaan yang Halal

Berdagang adalah pekerjaan yang mulia, tidak hanya karena halal tetapi juga karena melibatkan kerja keras, kejujuran, dan rasa syukur. Sementara itu, mengemis atau mengamen yang dilakukan tanpa niat untuk berubah atau memperbaiki diri sering kali dipandang sebagai pekerjaan yang tidak bermartabat.

Mari kita hargai pekerjaan yang halal dan mulia, serta terus mendorong masyarakat untuk menanamkan nilai-nilai etika, rasa syukur, dan penghormatan terhadap usaha keras.